Tiga puluh hari yang lalu, satu pekan kemudian.
Cinta itu harus kotak-kotak ya,Fiq?Tepat tiga puluh hari yang lalu kutawarkan rasaku pada Gee. Pernah kuungkap sebelumnya, dia mengerti maksudku. Gee tanyakan apa yang kuinginkan atas rasa itu. Namun ku membisu, ku tak bisa ambil sikap. Aku katakan hanya rindu yang aku punya. Aku tak bisa katakan apakah aku punya sayang dan cinta. Jarak yang memisahkanlah yang membuatku tak mampu menjawab. Hanya rindu yang aku punya.
Gee sempat bertanya, ‘emang cinta itu harus keliatan ya Fiq? Kotak-kotak atau gimana?’ aku ngerti apa yang dia maksud. Aku berfikir cinta itu harus nampak, bukan sekedar kata. Aku ingin katakan rasa ini lewat indera. Tak sama dengan rindu, (bisa) cukup hati yang yang merasa.
Hingga hari itu kuberanikan tuk tawarkan rasaku kembali. Siang, berdua komunikasi lewat ha-pe. Dia bilang kaget dengan SMS-ku tadi pagi karena sebelumnya aku sudah katakan padanya, hanya rindu yang aku punya, selebihnya tidak. Aku benarkan hal itu. Ini beralasan, karena ku takut kehilangan dia. Beberapa kali aku sempat lost contact dengannya. ‘semakin ku kejar, semakin kau jauh, aku tak mau kehilangan kamu lagi’. ‘penantian selama tiga tahun mungkin sudah cukup untuk membuktikan’, imbuhku.
Gee bilang, dia merasa nyaman denganku. Dengan do’a berdua mencoba melangkah.
Tujuh hari telah berjalan,.
terasa indah
mencoba melangkah
selami hati
pahami diri
bentuk perhatian yang kuberikan hanya lewat telepon atau chat. Tuk tanyakan kabar juga kesibukannya saat itu. Tak ada yang berbeda dari hubunganku dengan Gee, berjalan biasa.
Pernah suatu hari aku telepon Gee, aku coba tanya alamatnya sekarang. Tak ada jawaban. Awalnya dia tanya untuk apa alamat itu. Aku jawab, siapa tau aku bisa maen ke Jakarta. Entar aja kalo ke Jakarta kita janjian dimana gitu, jawabnya. Dia msih sembunyikan alamatnya. Sempat kutangkap saat itu dia 'trauma'. Entah trauma seperti apa yang dia maksud. Dia tak terus terang padaku.
Setelah berdebat panjang tuk dapatkan alamatnya. Aku tanyakan, 'sampai kapan kamu mau percaya sama aku?' akhir pembicaraan obrolan kami terasa kaku. Setelah itu aku merasa ada yang mengganjal dihati.
Hari berikutnya ada sms dari Gee, isinya:
Dia ucapkan terima kasih atas perhatianku padanya, dia berusaha memberi hatinya buat aku. Dia sudah berusaha, tapi tetap nggak bisa. Juga berharap semoga aku dapatkan wanita yang lebih baik darinya. Juga mohon agar agar jangan paksa paksa hubungan ini lagi. Dia minta maaf karena salah mengartikan nyaman tempo hari, ternyata lebih nyaman hanya sebatas teman.
Kini,.
Mataku berkaca membaca pesan diatas. Memang tak bisa aku paksakan, jika dipaksakan nantinya akan ada sakit.
Untuk Gee, kuhargai keinginanmu tuk membuka hatimu padaku. Meskipun kenyataannya hati itu bukan untukku. Itulah yang terbaik. Tentang wanita yang lebih baik darimu yang kamu maksud itu, (lama kuterdiam). Aku merasa kamulah yang terbaik. Semoga kelak kamu berjodoh pada pria yang sanggup membahagiakan dan menjadi imam bagimu serta anak-anakmu kelak. Amin.