Kenapa, Pak?

Sekitar 14.55. Saat lagi asyik-asyiknya tidur siang, ada sms masuk dari seorang teman, Ricky. Isinya menanyakan apakah aku bisa ke Home Net sekarang? karena motornya mau dipake Pak Bos buat bayar listrik. Motor Ricky aku pinjam buat balik ke kos, ntar sore sekitar jam empat baru aku kembaliin ke Warnet. Jujur sebetulnya aku masih ingin melanjutkan tidurku, bukannya masih ngantuk tapi aku masih mau males-malesan :D karena itu motor Ricky dan statusku sebagai peminjam, aku sadar harus mengembalikan barang pinjaman itu. **halah**

Setelah mandi dan persiapan seadanya, (ya seadanya, karena aku merasa gak pernah mempersiapkan segala sesuatu dengan sempurna hehe..) aku berangkat ke Warnet. Sampai net jam 15.45. Akhirnya aku sendiri yang diminta Pak Bos buat bayar listrik. Dikasih tau bayarnya di mobil keliling di dekat Barito. Dengan motor pinjaman aku langsung meluncur kesana.

Nggak sulit untuk menemukan mobil keliling itu. Turun dari motor aku nemuin petugasnya. Aku katakan maksud tujuanku. 'Udah tutup Mas' kata seorang petugas kepadaku. Waduh...!!! malah udah tutup, aku tanya yang buka dimana lagi? Awalnya petugas itu ngasih tau di Citraland ada. Tapi karena aku males harus ke mall segala, aku minta alternatif lainnya. Datang tukang mie ayam, bukan untuk bayar listrik tapi ngantar pesanan petugas itu.

Dari informasi petugas ini aku pergi ke ADA Swalayan Majapahit. Ternyata masih ada mobil keliling PLN terparkir di halaman depan ADA. Sebenarnya ini mobil keliling ato mobil parkir sih? hehehe... Setelah parkir aku menuju mobil keliling. Syukur lah ternyata masih bisa melayani pelanggan. Ada tiga petugas disini, yang dua mbak-mbak Hmm... :D

Disebutkan biaya yang harus dibayar. Ada selisih dengan apa yang tertera di kertas tagihan. Aku tanya ke mbak yang lagi nge-entry, sambil menoleh dia bilang 'Kenapa, Pak?' Aku tanyakan tentang selisih itu. Dijelaskan karena transaksinya via bank jadi dikenakan biaya.

Sekarang malah bukan nominal selisih itu yang mau aku tanyakan. Coz biaya administrasi tsb hanya 1600 dan aku bisa nalangin. Tapi, mbak itu manggil aku dengan sebutan 'Pak'. Sial ternyata dimata mbak itu aku keliatan tua. hehehe.... Waduh, hilang sudah satu kesempatan untuk mendapatkan wanita. **halah**

Kembali ke net. Pak Bos kasih aku Buku Tabungan. Besok aku bisa ambil gajiku.... Hore...!!!!!
Gimana, makan-makan nggak? ntar ya kalo ada sisa coz aku belum bayar cicilan buat UAS ntar. Hehehe :P
Continue Reading

Hujan

Hujan...

senduku meliar

anganku gemetar

bunyi halilintar

bertanya lewat gelegar,

kenapa tersaput gelakmu

aku manut

lalu menyahut

aku rindu sapa hangat itu..



by:
-blacklady-
Continue Reading

Cinta Jangan Kau Pergi [song]

VIDI Aldiano. Nama ini mungkin masih asing di telinga. Namun, kualitas vokalnya boleh diadu. Vidi berani diadu dengan penyanyi Afgan sekalipun.
Cinta Jangan Kau Pergi. Lagu daur ulang karya Ryan Kyoto yang sempat dipopulerkan Sheila Madjid ini disuguhkan dengan gaya ballad yang romantis.


Singer: Vidi Aldiano



Cinta Jangan Kau Pergi - www.el-afiq.co.cc.mp3

Composer : Ryan Kyoto

Kusadari kesalahan ini
Yang membuat segalanya gelap jadinya

Ooh kasihku
Kuharap kau mau memaafkan
Menerima pengakuanku

Jangan kau diam lagi
Ku tak sanggup menahan
Bicaralah kau sayang
Jiwa ini tak tenang

Reff :
Cinta jangan kau pergi
Tinggalkan diriku sendiri
Cinta jangan kau lari
Apalah arti hidup ini
Tanpa cinta dan kasih sayang

Ooh kasihku
Kuharap kau mau memaafkan
Menerima pengakuanku

Jangan kau diam lagi
Ku tak sanggup menahan
Bicaralah kau sayang
Jiwa ini tak tenang

(back to Reff)
Uhh... uhh...

Cinta jangan kau pergi... huu
Tinggalkan diriku sendiri
Cinta jangan kau lari
Apalah arti hidup ini
Tanpa cinta dan kasih sayang (2x)
Continue Reading

Salah Tak Bersalah

Sebenarnya bingung saat ini mau nulis apa. Bingung apa yang mau ditulis. Kebingungan yang ingin ditulis. Tapi bingung apa yang mau ditulis. Bingung kan?

Aku akan mencoba untuk menulis kebingunganku ini. Entah apa ini yang sebenarnya ingin ditulis. Aku juga masih bingung, aku berusaha apa yang kutulis nanti itulah sebenarnya.

Dulu aku pernah katakan kepada orang yang aku anggap dekat denganku, aku katakan bahwa cinta bukan permen karet, sekedar pengisi kekosongan. Ya, ini aku ambil apa yang pernah ditulis oleh Soe Hok Gie. Dan ini pernah atau sempat menjadi prinsipku dalam memandang cinta.

Aku katakan ke dia dengan maksud agar dia percaya bahwa aku benar-benar serius dengan cinta. Sekarang aku baru sadar, ternyata tak mudah memiliki prinsip begitu pula persepsi akan cinta. Bukannya aku muluk-muluk, itulah yang aku inginkan (bukan sok) tapi jika penilaian khalayak berbeda, mohon maaf.

Lama aku tak komunikasi dengan sahabatku ini, sebutlah namanya Gee. nomer hape-nya tak dapat kuhubungi lagi. Pernah aku kirim email tapi tak ada balasan. Aku merasa bersalah. meski sebenarnya aku merasa tak berbuat salah.

note: 20:22 25 Okt 08
Continue Reading

Akan Maharani

Kaguman yang mengendap haruskah lenyap
Saat sadar gundah tak lagi dapat menggugah

Rani, dimanakah engkau kini?
Lihatkah engkau awan mendung
Yang karenanya langitpun berderai
Tuk sadarkanku dalam lamunan

Semoga kau tak peduli akanku sekarang
Tak ingin kulihat ibamu akanku
Tak ingin kulihat pudar ceriamu
Jangan pedulikan aku

Dengarkanlah nyanyian hujan
Atas angan tenggelam
Meski angan adalah khayal
Berharap senyummu tak kan kelam
Continue Reading

Untuk Maharani

Malam berganti hari ku belum pejamkan mata
Masih terngiang wajahmu dibenak
Apakah semua berawal dari senja?
Ya, senja kemarin itu
Awalnya biasa kini gulana
Ada rasa terbakar saat kau dengan yang lain
Entah dengan siapa aku merasa tak rela
Pandangmu padanya
Tuturmu padanya
Dengarmu padanya
Ada sebersit tak rela
Tapi apa daya aku bukan siapa-siapa
Apakah mungkin ini hanya sesaat?
Tapi aku tak rela

Yang kutulis adalah nyata saat ini. Entah bagaimana nanti. Aku hanya ingin abadikan saat ini untuk nanti. Bahwa ini memang terjadi.

Hal yang lumrah mengagumi yang indah. Cantik tergambar pada pesona jiwa. Apakah berlebih saat kekaguman itu mengendap di jiwa. Yang kutahu mengagumi dan mencinta bukan dosa.

Awalnya biasa, ada gejolak setelahnya. Ada sedikit percik saat kau dengan yang lain. Setiap pandanganmu, tuturmu juga senyummu pada yang lain. Jujur aku tak rela. Entah kenapa begini.

Kesempatan saat bersama tak bisa kumanfaatkan tuk jelaskan padamu. Mungkin terlalu singkat juga terlalu capat. Malahan yang kutakutkan ini hanya sesaat. Telepas apakah sesaat atau tidak, saat itu kau buatku terdiam tanpa kata.

Ingatkah kau hujan yang mengguyur di siang itu? Saat acara penyatuan visi. Saat semua merenung sambil berjabat tangan dengan yang lain. Tahukah apa yang aku pikirkan? Andai ku dapat menggenggam jemarimu. Aku ingin katakan semuanya lewat hujan karena memang bibir ini tak mampu bicara.
Continue Reading

Akhirnya ICONEV Juga....!!!


Sabtu (22/11) Internet Club (IC) mengadakan ICONEV (IC ONE Vision) yang ditujukan bagi para staff baru. ICONEV berlangsung selama dua hari, 22-23 November diadakan di Hotel Wina Wisata Bandungan. Dan ini sudah menjadi agenda tahunan IC (baca:aisi) yang bertujuan untuk menyatukan pandangan dalam organisasi.

Setelah tahun lalu gagal ikut ICONEV dikarenakan aku gagal dalam perekrutan staff IC tahun lalu. Tak apalah. Akhirnya ICONEV juga!! ( Kang Kipli, aku wis mbok ICONEV’i ki hehehe.. thaks all!)

Sabtu pagi, semua berkumpul di IC. Setelah diadakan briefing sekitar pukul Sembilan, berangkat pukul 9.25 dengan menggunakan bus yang telah disewa. Untuk para staff baru naik bus didampingi manager departemen/staff Inti. Selebihnya menggunakan sepeda motor.

Jumlah kursi yang terbatas (atau karena kebanyakan orang ya?) membuat yang nggak kebagian tempat duduk untuk rela berdiri termasuk aku sendiri. Tak apa, semua larut dalam kebersamaan. Didekatku ada Evo, Zefli juga Lutfan, kebetulan sama-sama dari dept Litbang. Kami berdiri di dekat pintu depan.

Suasana pagi masih terasa. Cuaca mendung sisa hujan yang mengguyur fajar tadi. Bersandar ditiang besi dalam bus, dengan kaki menopang badan. Badanku terasa lemah, tadi aku belum sempat sarapan. Sebenarnya itu bukan alasan tapi itulah sebab akibat. Hehe..

Akhirnya bis sampai di Wina Wisata sekitar 10.50, istirahat sejenak kemudian semua berkumpul untuk mendengarkan arahan dari panitia. Disusul serangkaian acara yang telah dipersiapkan.

Ada game menggambar. Mas Wahyudi yang memandu game ini. Kita para staff diminta untuk menggambar pemandangan, ‘yang indah-indah lah’, katanya. Wah… jujur soal gambar-menggambar aku paling nggak bisa. Ingat waktu SMA dulu, waktu pelajaran Fisika (lupa bab apa itu). Menggambar gerakan bandul aja aku kerjain di Asrama (aku jadikan PR), pokoknya kalo gambar-menggambar rak iso lah.

Ini disuruh menggambar pemandangan. Kalo pemandangan, dibenakku tak lepas dari gunung, sawah, pohon, matahari, awan, burung, jalan dan rumah-rumah. Sudah lama aku nggak gambar itu. Es-de lah pasti. Menggambar disecarik kertas kemudian dikumpulkan. Hampir semua menggambar bertemakan alam, kecuali satu orang yang menggmbar menara Pisa. Ya sebuah menara tapi di bikin miring gitulah hehehe…

Gambar kita memang seperti anak te-ka/es-de. Dikatakan kalo gambar kami seperti anak kecil, hanya fisik(kami) saja yang besar. No problem just comment. Ya mungkin kalo kami orang arsitektur mungkin akan menggambar yang nggak dibilang anak kecil. Hehehe.. ya ini pendapat atas pernyataan. Selesai manggambar, makan siang kemudian istirahat.

Jam 14 berkumpul lagi. Ada Pak Sutino yang memberikan wejangan tentang membangun organisasi modern juga menyangkut meningkatkan nilai diri. Sangat menarik, sayang sekali menurutku waktunya kurang lama. Tak apa. Matursuwun pak.

Sore hari ada game psikotes (begitu yang dibilang Mas Singit eh salah, Mas Sigit. Damai Mas… hehehe.. ). Pada game ini kami diminta untuk menuliskan angka satu sampai sebelas secara vertical (urut kebawah) kemudian diminta untuk menuliskan jawaban sesuai perintah yang dibacakan Mas Sigit. Setelah semua pertanyaan telah dijawab. Beberapa dari kami diminta untuk menuliskan di papan tulis depan. Termasuk aku, itu setelah Gandrung cs meneriakkan yel-yel ‘kiwil..kiwil..kiwil..’ agar aku ke depan. Kok kiwil yang dipanggil aku yang maju? Itulah panggilan sayang anak-anak IC padaku. Sial! Hwahahaha..

Setelah yang di depan menulis, Mas Sigit menjelaskan arti dari psikotes kali ini. Aku benar-benar dibuat sal-ting waktu jawabanku mendapat giliran untuk dijelaskan (diperjelas malah). Lebih-lebih Mas Kipli yang memperjelasnya. Gila.. Semakin sal-ting saja. Aku nggak bisa nulis detilnya karena aku nggak kuasa, menyangkut someone. Aduh..aduh..

Acara sore selesai dilanjutkan setelah magrib sekaligus makan malam. Menikmati nikmatnya semangkok bakso di sore yang dingin bersama kawan-kawan. Setelah itu menuju kamar dan mandi.

Setelah makan malam. Acara flashback IC. Diisi oleh alumni IC, ada Mas Anan, Mbak Heni dan Bang Jo. Menceritakan awal mula berdirinya IC, perjuangan awal hingga bangkit dari kevakuman yang sempat melanda. Dukung kami dari belakang!!!

Kemudian dilanjutkan game kerjasama tim yang di pandu Mas Yogie. Game yang bermakana percaya diri, kerjasama, kekompakan dan rasa saling percaya. Sangat seru, semoga bermanfaat bagi kami selanjutnya.

Dilanjutkan acara yang diisi oleh dr. Iwan, seorang pakar seksolog. Diisi oleh game dan sedikit pengetahuan. Game dari pakar seksolog tak lepas dari gelak tawa. Serulah pokoknya!!

Acara selanjutnya adalah ‘Idealisme’ yang diisi Mas Yogie lagi. Membangun idealisme, semua tak lepas dari komitmen dan kerjasama. Komitmen terbentuk dari niat, niat dimulai dari janji. Juga ‘mudah jangan dipermudah’. Trims banyak mas Yog!!!

Hari telah berganti. Sekitar pukul 00 acara diisi ‘into our heart’ oleh alumni. Lampu dipadamkan. Merenung. Bukan termenung. Setelah selesai. Berjabat tangan dan saling rangkul. Kita telah menjadi keluarga.

Acara malam selesai. Kembali ke kamar. Ada sedikit kasus. Push up. No comment.
Menikmati hangatnya wedang ronde dimalam hari bersama kawan-kawan, juga ‘ganjal’ perut. 02.15 baru istirahat.

05.15 bangun. Mandi pagi. Sangat dingin, segar rasanya. Menikmati teh panas di pagi hari. Hmm… Acara hari ini dimulai dengan olahraga pagi. Juga ada game kecil dan pembagian kelompok untuk outbound pagi ini.

Setelah makan pagi outbound dimulai. Berkelompok dengan Badru, Evo, momon (Ikhwanudin), Mita, juga Lenci. Entah jam berapa outbound dimulai, tak ada jam, karena tak diperkenankan membawa ha-pe. Kami kelompok F, kelompok paling terakhir berangkat dari pos keberangkatan. Semua game yang diberikan di setiap pos dapat dilalui dengan baik, kecuali di satu pos tak dapat kami selesaikan. Tak apa. Tetap semangat dan kompak!!! Senang bisa menjadi bagian dari kelompok ini.

Kerjasama dan kekompakan dalam game ini diharapkan bisa terwujud dalam organisasi nanti, tak tertinggal di Bandungan saja.

Serangkaian acara telah selesai. 14.15 pulang.



Continue Reading

Lagi, Roy Suryo Jadi Bulan-Bulanan Hacker

Serangan hacker masih terus melanda institusi penting di Indonesia. Setelah yang teranyar situs partai Golongan Karya (Golkar) diambil alih dengan gambar rekayasa Roy Suryo yang bertelanjang dada, kini Badan Informasi dan Komunikasi (Bainfokom) Propinsi Sumatera Utara kebagian 'jatah' dijajah oleh hacker.

Serangan hacker yang masih mengatasnamakan bL4Ck_3n91n3 (baca: black engine) ini, masih menggunakan cara yang sama dengan yang mereka lakukan terhadap situs resmi Golkar. Menurut pengamatan okezone ketika mengakses situs yang beralamat www.bainfokomsumut.go.id pada pukul 15.29 WIB, Sabtu (8/11/2008), tampilan layar langsung dipenuhi dengan background warna hitam yang memajang foto rekaan Roy Suryo sebagai bayi dalam posisi duduk di atas sebuah tempat tidur.

Hacker yang cukup aktif mengobok-obok situs penting tersebut, tak banyak meninggalkan pesan untuk aksi mereka kali ini. Kalimat 'Hacked by bL4Ck_3n91n3' terpampang jelas tepat di atas foto rekayasa Roy Suryo yang tersenyum lebar dengan efek sinar pantul dari gigi Roy yang menyembul di balik bibirnya.

Sebagai penegasan rasa benci hacker ini terhadap Roy, mereka meninggalkan pesan yang sama persis dengan yang tertera di situs resmi Golkar yaitu: "I HATE ROY SURYO VERY MUCH!!!! AND YOU!??," diikuti dengan 'ucapan terima kasih' yang berbunyi: "Thx to : all IndoServ Crew /s irc.indoserv.org MainHack Brotherhood Defacer.biz blank_alpha aLie,".

Sumber http://okezone.com
Continue Reading

Doa Mencari Jodoh

Ya Tuhan, kalau dia memang jodohku, dekatkanlah…
Tapi kalau bukan jodohku, Jodohkanlah….
Jika dia tidak berjodoh denganku, maka jadikanlah kami jodoh…
Kalau dia bukan jodohku, jangan sampai dia dapet jodoh yang lain, selain aku… Kalau dia tidak bisa di jodohkan denganku, jangan sampai dia dapet jodoh yang lain, biarkan dia tidak berjodoh sama seperti diriku…
Dan saat dia telah tidak memiliki jodoh, jodohkanlah kami kembali…
Kalau dia jodoh orang lain, putuskanlah! Jodohkanlah dengan ku….
Jika dia tetap menjadi jodoh orang lain, biar orang itu ketemu jodoh dengan yang lain dan kemudian Jodohkan kembali dia denganku… Amin…
Continue Reading

Percakapan Sebelum dan Sesudah Menikah

sebelum menikah (baca dari atas kebawah)


co : ya, akhirnya. setelah penantian yang panjang

cw : apakah kamu ingin aku pergi?

co : tidak! Bahkan aku tak pernah memikirkan itu

cw : apakah kamu mencintaiku?

co : tentu saja! setiap saat!

cw : pernah kah kau berbuat curang pada ku?

co : tidak pernah! mengapa kamu bertanya demikian?

cw : maukah kau mencium ku?

co : di setiap kesempatan yang kudapat

cw : akankah kau memukulku?

co : apakah kau gila? aku bukan orang yang seperti itu

cw : bisakah aku mempercayai mu?

co : ya

cw : oh, sayang...!!!


setelah menikah (baca dari bawah keatas)
Continue Reading

Moenadjat Tjinta

Malam ini kumerasa hampa

Mungkin karena tak ada yang mencinta di cinta?

Sedang apa bunga yang pernah hiasi diri

Yang kini harumi cintanya lupakan diri

Oh.. sekarang sungguh ku bosan dengan saat ini

Aku tak salahkan keadaan namun tindakan

Aku hanya bisa berharap kan datang cinta

Tak harus sekejap tapi tak sesaat

Tuhan pasti kirimkan aku

Tapi entah kapan


23:46|12.01'08
Continue Reading

08.08'08 ku

80 hari sebelumnya

Malam sebelumnya (07/08), bertiga Jirji dan Andre nginap di Sampangan (kos Andre) bikin lamaran asisten praktikum, sekalian edit photo. Dengan modal nekat bertiga ‘iseng’ daftar asisten. Itung-itung buat nambah pengalaman plus sedikit bantu biaya kos. He..he..he.. iya kalo jadi. Doa’in aja.

Hari ini (08/08) 13.30 bareng Jirji dan Andre urus transkrip nilai buat kelengkapan pendaftaran, juga ada Angga yang mau komplain jadwal SP-nya yang bentrok dengan jam kerjanya. Kerja sambilan untuk isi waktu libur.

Sekitar 15.00 semua urusan dianggap selesai, Angga langsung pulang, Jirji ke IC. Aku pergi temenin Andre isi game di DP Mall. Rencana sore ini aku pulang ke Welahan, Jepara. Andre mewanti-wanti apa nggak kesorean aku pulangnya. Aku cuma bilang tenang aja. Jam 17 lewat kami pulang. Sempat check ATM Andre. Kamipun berpisah. Dia pulang ngangkot, aku jalan kaki ke kos.

Kurapikan kamar yang sedikit berantakan. Ada beberapa potong pakaian kotor kumasukkan tas untuk dicuci di rumah.
Menyusuri Pandanaran menuju Simpang Lima. Sudah jam 17.30, aku ragu apakah masih ada bus ke terminal. Sesampainya di depan Masjid Baiturrahman aku sedikit lega. Ternyata masih ada bis.
Langit sudah mulai gelap. Kendaraan yang kutumpangi sedikit melaju ditengah-tengah sayup suara adzan yang mulai mengecil tertelan deru.

Sampai terminal 18.10, suasana terminal tak seramai pagi. Tapi lalu-lintas di pertigaan pintu keluar terminal dan Jl. Kaligawe tetap ramai. Kendaraan kecil, mobil pribadi ditambah bus dan truck besar menambah ramai lalu-lintas. Polisi yang berada di dekat pintu masuk/keluar tampak sibuk.

Aku berdiri di dekat traffic light. Lama ku menunggu, tapi tak satupun bus jurusan Jepara yang melintas. Hanya ada bus jurusan dalam kota saja. Jam 17.50 aku sedikit pesimis tentang adanya bus untuk pulang.

Akhirnya ‘dengan nekat’ ku putuskan untuk berjalan (ke arah timur) lebih dari 100m ke tempat biasa bus jurusan Jepara keluar dari terminal (dekat pintu gerbang perum Genuk Indah), padahal biasanya menjelang sore bus jurusan Jepara standby (pindah) ke traffic light pertigaan pintu keluar/masuk tadi. Nekatlah, karena dalam benakku aku harus pulang malam ini.

Sesampainya disana tak kutemukan banyak kendaraan tapi penumpang yang masih setia menunggu. Ku amati tak satupun bus dari Jepara yang masuk terminal Terboyo. Mungkin mereka telah mengoper penumpang di terminal Demak untuk dibawa ke Semarang, begitu sebaliknya. Ah… aku tetap ngotot untuk menunggu!

Pukul 19.10 dari kejauhan sedikit samar kulihat bus jurusan Jepara dari arah tempat aku menunggu tadi (traffic light) sudah sesak oleh penumpang. Dan berhenti di tempat aku menunggu sekarang. Sebagian penumpang ikut turut, rasanya aku ingin turut tapi aku berharap masih ada bus setelah ini. Kondektur tlah berkali-kali berteriak ini bus terakhir, tapi aku tak peduli. Bus perlahan menjauh.

Kurogoh kantong celana jeansku, hanya tersisa Rp.8000,- pas buat ongkos ke Welahan sisa seribu. Aku cek sisa pulsa di hp-ku meski sebenarnya aku sudah tahu pulsa yang tersisa tak cukup buat sms apalagi untuk telpon.

Lama kumenunggu dengan harapan masih ada bus terakhir untukku. Hingga pukul 20.00 aku juga belum temukan bus yang kumaksud. Penumpang yang menunggu lama kelamaan habis. Mereka menaiki bus yang entah apakah itu benar-benar bus yang mereka maksud. Akhirnya tinggal aku seorang diri. Aku duduk di teras rumah makan yang telah tutup beberapa waktu lalu.

Aku capek juga lapar. Aku baru ingat baru sekali aku makan tadi pagi. Itupun karena aku mau minum obat. Kalo nggak minum obat? Entahlah. Ada warung ‘kucingan’ di pinggir jalan. Ingin rasanya mengisi perut ini, tapi rasanya tak mungkin. Kalo aku makan, maka aku tak biasa pulang. Hikz..

Aku sedikit menyesal. Mengapa aku tak menunggu bus dimana pertama kali aku menunggu bus tadi. Teringat aku punya teman di daerah Genuk, dengan begitu aku bisa bermalam ditempatnya dan besok pagi baru aku pulang. Harapan aku bermalam di Genuk 15%. Akan kucari wartel untuk menghubungi temanku ini.

20.30 kuberjalan menuju pertigaan Genuk (Jl. Kaligawe – Jl. Woltermonginsidi) Hanya bus jurusan Jakarta & Surabaya yang melintas. Kalo aku naik bus jurusan Surabaya aku bisa turun di Trengguli. Kalo harus naik bus jurusan Kudus/Surabaya kenapa nggak dari tadi aja!! Nanti ajalah, aku coba cari jawaban setelah di pertigaan Genuk.

Sesampainya disana aku tak menemukan wartel. Mungkin ada tapi aku tak cermat. Aku hampiri seorang laki-laki yang tampak sedang menunggu bus di dekat pos polisi. Aku dekati dan bertanya kemana dia mau pergi, dia jawab mau ke Kudus. Dia juga tanya padaku mau kemana, ke Welahan jawabku.

Satu bus jurusan Surabaya melintas. Aku tanya ke dia kenapa nggak naik bus itu? Dia bilang cari PATAS, lebih nyaman begitu alasannya. Benar-benar orang yang memperhatikan kenyamanan. Kalo aku? Sesuai kantong lah, he..he..he..

Pukul 20.10. sambil lihat jam dia bilang nanti masih ada satu (PATAS). Benar apa yang dia katakan, tak lama berselang PATAS Nusantara terlihat, diapun berdiri bersiap untuk naik. Bagaikan sihir aku terbawa untuk ikut serta naik PATAS. Dengan modal nekat aku bisa turun di Trengguli pikirku. Laki-laki tadi duduk di bangku tengah sedangkan aku langsung mencari bangku kosong paling belakang, tempat yang paling aku suka kalo naik bis. Aku duduk di pojok kiri dekat pintu belakang.

Tak salah laki-laki itu bilang. Memang terasa nyaman terlebih oleh tubuhku yang lelah. Terlihat dari tempat aku duduk, mereka-mereka termasuk orang yang ber-class. Setidak-tidaknya bukan kelas ekonomi. Beginilah enaknya duduk dibelakang bisa melihat-lihat penumpang he..he..he... Aku tak tahu persis sebelum singgah di Semarang bus ini dari mana, entah dari Jogja aku juga nggak tahu.

Di seberang kananku, sepasang muda-mudi sedang tidur kelelahan. Ntah saudara, kakak beradik, teman atau pasangan muda aku juga tak tahu. Wajah mereka terlihat damai dalam tidur. Ingin rasanya kupejamkan mata sambil menikmati nyamannya perjalanan juga istirahatkan tubuh yang lelah. Aku coba, aku tak bisa. Meski aku bisa pejamkan mata aku tak dapat menikmatinya.

Terbayang, aku harus turun di Trengguli. Aku harus memikirkan perjalananku selanjutnya nanti. Kondektur belum menarik ongkos. Ntah berapa yang harus kubayar. Kurogoh uang disaku belakang jeansku. Kuhitung. Ada empat lembaran, satu lembar lima ribuan dan tiga lembar uang seribu. Akan kubayar dengan uang ini. Jika tak cukup? Mau nggak mau aku harus membayar sejumlah uang yang ada atau …, ntahlah.
Laki-laki di seberangku terbangun. Memainkan hp-nya, sedangkan sang perempuan masih tertidur lelap.

Kondektur berjalan ke belakang. Setelah menarik ongkos laki-laki yang naik bersamaku tadi ia menghampiriku. Aku sebutkan dimana aku berhenti dan tanyakan berapa ongkosnya. Lima ribu, jawab kondektur. Ku serahkan lembar lima ribuan. Kondektur menyalakan lampu diatasku untuk memastikan, lalu ia matikan dan kembali ke depan lagi.

Ongkos tinggal tiga ribu rupiah, buat ongkos ojeg dari Trengguli ke Welahan rasanya mustahil. Dari Trengguli aku bisa nebeng orang ke Welahan, atau aku harus jalan kaki (lagi) ?!! Memasuki kota Demak satu dua orang penumpang turun.

Hampir 22.00 aku tiba di Trengguli. Masih ada ojeg yang siap mengantarkan penumpangnya. Dengan jalan sedikit agak cepat aku tinggalkan (pertigaan) Trengguli. Hingga aku tak sempat dengarkan tukang ojeg yang menawarkan jasa. Beberapa meter dari jembatan seorang Ibu mengendarai motor menghentikanku, menawarkan tumpangan. Rumah Ibu itu tak jauh dari sini, jadi aku dapat tumpangan beberapa ratus meter. Aku ucapkan terima kasih padanya saat aku harus turun.

Ku lanjutkan perjalananku dengan jalan kaki. Beberapa kendaraan truk melintas dengan kecepatan yang lumayan, tak mungkin aku memaksanya untuk berhenti agar aku bisa ikut menumpang. Dari kejauhan terdengar suara dan kulihat lampu motor, kuberdiri di tepi aspal sambil melambaikan tangan isyaratkan aku butuh tumpangan. Menurunkan kecepatanpun tidak apalagi untuk berhenti. Kendaraan pick-up yang melintas beberapa pun tak menghiraukan. Aduh… capek sekali rasanya

Rumah-rumah dipinggir jalan pun terlihat sepi, hanya beberapa lampu rumah yang menyala. Mungkin sudah terlelap. Warung dipinggir jalan ada yang masih buka, seorang penjaga dan tayangan televisi yang menemaninya.

Ketika dari kejauhan terlihat kendaraan yang akan melintas aku hidupkan layar hp. Beri isyarat bahwa aku perlu tumpangan. Tapi tak ada yang memperdulikanku. Aku semakin pesimis saat harus melewati kuburan yang berada di tepi kiri kanan jalan. Sepi dan gelap. Bukannya aku takut, tapi jika aku minta tumpangan disini aku tak akan dapat tumpangan, mereka pasti mengira aku yang nggak hehe

Waduh.. biarlah aku terus berjalan. Kendaraan roda dua banyak yang melintas, aku coba berhentikan beberapa diantaranya, tak satupun berhenti. Berlalu begitu saja. Rasanya aku ingin berteriak tuk memanggil tapi batin ini terlalu lelah hingga aku lebih memilih beri isyarat dengan lambaian lewat lampu layar hp. Battre hp menunjukkan low battery.

Akupun tetap berjalan dan terus berjalan. Hampir dekat SMPN 1 Mijen Hp mati. Jalanan begitu gelap hanya terang jika ada kendaraan yang melintas. Dan mustahil rasanya aku akan dapat tumpangan ditempat yang sepi dan gelap. Hampir pasti kendaran yang melintas dengan kecepatan tinggi lebih-lebih kondisi jalan yang begitu lapang.

Aku tak tahu saat ini pukul berapa, tapi aku sempat lihat jam di hp sebelum mati tadi. Jam 23.40. Mungkin sekarang pukul 00.00. Hampir dua jam pula aku berjalan. Akhirnya aku sampai di Welahan. Aku mampir ke warnet AYU komplek ruko terminal Gedangan. Aku beli satu botol minuman bersoda dan tanyakan apakah ada lowongan pekerjaan di warnet ini. Sayang sekali, tak ada lowongan, ingin rasanya aku dapat kerjaan sambilan untuk isi liburan satu bulan ini. Tepat satu bulan lagi (08/09) perkuliahan dimulai.

Selesai minum dan bayar aku pergi. Aku tak tahu jam berapa aku tiba di Welahan, aku tak sempat lihat jam di warnet tadi. Yang pasti hari telah berganti. Aku berjalan menuju rumah. Sambil jalan aku berfikir tak mungkin aku mengetuk pintu jam segini. Selain mengganggu tetangga, orang rumah pasti sedang tidur pulas ditambah jarak kamar yang tak dekat dengan pintu depan. Meski aku ketuk, kemungkinan kecil ada yang terbangun. Aku hubungi lewat hp? Hpku kan nggak ada pulsanya lagipula juga mati.

Akhirnya aku putuskan ‘bermalam’ di Masjid dekat rumah. Sebelum tidur, aku Isya’ dulu. Di masjid ada seorang bapak yang tidur. Aku pilih letak tidur di dekat pintu. Tak ada karpet hanya beralaskan keramik berbantal tas, terasa dingin sekali. Tidurku tak nyenyak banyak nyamuk. Ada seorang bapak masuk dengan menggeser pintu di dekatku, aku terbangun. Dengan reflek aku duduk. ‘apakah ini sudah menjelang Shubuh?’ tanyaku dalam hati. Tapi kulihat bapak tadi mengambil posisi tidur tak jauh dari bapak yang telah tidur saat aku datang tadi.

Aduh… belum Shubuh rupanya, aku lanjutkan lagi tidurku. Aku ingin istirahatkan batinku yang letih oleh hari yang meletihkan.
Continue Reading

Misogyny Rhapsody

Segala keindahan yang tercipta tak mampu membuka mata hati ini
mata hati yang angkuh akan pencerahan tuk sadarkannya
bunga-bunga yang sekiranya mewangi menjadi busuk yang menjijikkan
bunga-bunga yang tercabik suarakan hati ini dengan umpatan
yang mengingatkan sang empu akan bidadari yang dipujanya
yang kini pergi bersama angin senja kelamkan tirai kalbu

ku berbaring di atas rumput taman yang mulai basah
memandang langit yang mencoba hibur hatiku yang tercabik
ku coba tuk ambil positif atas semua yang terjadi
tapi semakin ku mencoba semakin ku bimbang
rembulan pun menyerah dengarkan tangisku
hingga sang surya mampu buatku terlelap sejenak
ya.. hanya sejenak

18.02.07

Continue Reading

Aneka Keindahan Paras

Ketika aku diminta untuk menelaah persoalan ini, maka inilah jawabanku:
Keanggunan tercermin oleh ciri-ciri yang jelas, gerakan gemulai, sosok yang anggun, jiwa yang selaras dengan paras bawaan, meskipun tak ada kecantikan yang kasat mata.

Pesona adalah keindahan setiap penampilan yang dilihat secara seksama. Namun orang yang parasnya cantik jika benar-benar diperhatikan dapat terlihat dingin dan tanpa kehangatan, daya pesona atau keanggunan.

Daya pesona merupakan aura bagian-bagian yang kasat mata; ia juga disebut elegan dan menarik.

Keceriaan merupakan sesuatu yang tak dapat dijelaskan dengan istilah yang lain. Hanya jiwa yang dapat merasakannya, dan orang yang mengetahui hakikatnya begitu dia melihatnya.
Ia serupa dengan cadar yang menutupi wajah, cahaya kemilau yang memikat hati sehingga semua sepakat menyatakan keindahannya, meski ia tak memiliki ciri yang indah.
Orang yang melihatnya terpesona, tertarik, menghamba, dan meskipun sekiranya Anda memerhatikannya dengan seksama Anda tidak menemukan keistimewaan.
Dapatlah dikatakan bahwa masih ada sesuatu yang asing yang Anda lihat ketika Anda mencermati jiwa. Inilah paras kecantikan.
Tetapi , rasanya berbeda. Sebagian orang menyukai daya pesona, sebagian lain menyukai keanggunan. Namun, aku tak pernah bertemu dengan orang yang mencintai pesona semacam ini.

Kami menyebut kecantikan sebagai kehangatan ketika ada perpaduan antara semua sifat diatas.

Dari Sumber
Continue Reading

Sore

Sore ini…
Diam dalam keramaian
Sore ini…
Berkata batinku di kesunyian
Lelah dalam diam…
Mengenang yang karam
Bisiknya begitu nyata
Hujamkan tutur asmara
Terbayang riang sang pujaan di kejauhan
Tak sadari luka karenanya
Meski tau, kurasa ia tak mengerti
Mungkin inilah yang ia bayangkan akanku
Menjauh dan menjauh
Sesalkan jujurku pada cinta
Selamat jalan Sayang, kau telah pergi
Jangan kembali tanpa cinta, jika kau pergi tanpa cinta
Ku ucap maaf untuk terakhir
Aku tak kan bisa buatmu jatuh hati
Karena hidupmu penuh cinta
Tanpaku…
08.04.08
17.44
Continue Reading

Insomnia dan Persadaku


Hingga pukul 01.40 ku belum bisa pejamkan mata. Tak sengaja mataku tertuju pada deretan buku-buku. Kuambil buku angkatan “PERSADA” yang tersusun berdiri bersama catatan dan tulisan lain. Ku buka buku angkatan itu, terlihat senyum kawan-kawan yang penuh optimis. Ku pandangi foto-foto kalian, sekedar nostalgia. Rindu rasanya bila mengingat dan membayangkan masa itu. Meski aku tak mengenal kalian satu persatu. Suka duka saat sendiri atau bersama yang kini indah dalam kenangan.

Ku ambil hp-ku, dengan ‘private number’ ku coba menghubungi beberapa nomer kawan yang tertera di buku. Sebagian besar nomer itu kini sudah tidak aktif lagi. Sudah ganti nomer. (gonta-ganti nomer kaya ganti celana hehe…)

Ku buka halaman demi halaman, kulihat wajah-wajah yang kini tak terlihat. Hingga berhenti di satu halaman. Ku pandang foto di pojok kiri halaman (bukan Mr. Hutagaol hehe,.), wajah ayu yang terlihat disana. Sahaja namun terlihat anggun. Gimana kabarmu sekarang? Aku ingin komunikasi kita berjalan baik.

Teringat saat aku dan dia pertama bersua di hari terakhir di AIS. Berpisah untuk bertemu.
3 Juni 2006, aku masih ingat hari itu. Kini kutak tahu kabarnya. Nomer hp-nya sudah tak aktif, aku tak tahu kapan tepatnya.
Diantara kawan-kawan bila ada yang tahu, mohon kiranya untuk membantu. Yang pasti setelah teman-teman tahu siapa dia?

02.11
Sun 11 May 2008

isi comment ya bro..
Continue Reading

Kebahagiaan, Ada Dimana?

KALAU kita menyadari sejenak apa yang terjadi di sekeliling, tentu akan merasakan sebuah aliran kekuatan yang dahsyat dari pribadi-pribadi yang ada. Ada tukang batu yang rela bekerja sampai malam mengerjakan galian pipa, ada banyak sopir angkutan umum bersaing mengejar setoran, ada banyak pejabat korupsi di sana sini dari yang mulai jutaan sampai triliunan rupiah, ada konflik di sana sini merebutkan kursi kepemimpinan sebuah lembaga negara, ada orang yang mengejar hadiah jutaan rupiah sebegitu rupa sehingga orang lain tidak diberi kesempatan, dan masih banyak lagi peristiwa yang kita alami setiap harinya.

Dalam wawancaranya dengan seorang psikiater anggota American Board of Psychiatry and Neurology, Howard Cutler, MD, pemimpin politik dan spiritual bangsa Tibet, Dalai Lama keempat belas menyebut bahwa fenomena atau gejala ini merupakan gerak hidup manusia menuju kebahagiaan.

Gerak ini, menurut pemilik nama asli Tenzin Gyatso, sudah dibaca dan dirumuskan sejak lama oleh para filsuf sejak Aristoteles sampai Willliam James. Mereka berpendapat bahwa tujuan akhir keberadaan atau eksistensi manusia di dunia ini adalah untuk mencari kebahagiaan. Sayang, kecenderungan terbesar manusia dari jaman ke jaman adalah mementingkan diri sendiri serta mau menang sendiri dalam mencapai kebahagiaan itu.

Padahal, menurut Dalai Lama, justru sebaliknya, orang yang mementingkan diri sendiri, menjauhkan diri dari pergaulan, selalu cemas, iri dan membenci orang lain adalah orang yang tidak bahagia.

“Orang yang bahagia umumnya lebih mudah bergaul, luwes, kreatif, penyayang, pemaaf, murah hati, selalu bersedia mengulurkan bantuan untuk orang lain dan tidak sombong,” ujar Dalai Lama.

Cenderung Tamak

Banyak orang berpikir bahwa dengan memiliki jabatan tinggi, kursi kepemimpinan di sebuah lembaga tinggi, pendidikan tinggi, uang yang banyak dan segala macam kepuasan lain adalah faktor-faktor yang bisa membahagiakan.

Dalai Lama menyebutkan, kekayaan, kepuasaan atas jabatan tertentu atau kemuliaan, kesehatan, persahabatan, kepuasaan akan pengetahuan, pencerahan atas sebuah pandangan spiritual tertentu bisa jadi menyebabkan kita bahagia.

Namun, menurut Sr. Seraphine OSF, itu bukan bentuk kebahagiaan sejati. “Kebahagiaan sejati terletak di dalam diri kita sendiri,” ujar Pemimpin Wisma Samadi Emaus, Jakarta.

Keinginan kita untuk mengejar segala sesuatu semisal uang, barang-barang tertentu, jabatan, pesahabatan, penampilan yang seksi, dan lain-lain selalu tidak akan habis.

Ketika keinginan yang satu terpenuhi, keinginan yang lain akan muncul. Begitu seterusnya. Kalaupun terpenuhi semua keinginan itu, menurut Seraphine itu hanya akan membawa ke kebahagiaan yang semu. “Karena hanya berlangsung sementara. Sesudah semuanya dipeluk, dimiliki, lantas mau apa? Kosong hati ini rasanya,” ujarnya membagi pengalaman.

Bahwa manusia selalu memiliki keinginan, bagi teolog lulusan University of Poona India, Alexander Dirjosusanto itu dianggapnya wajar. Sayangnya, kecenderungan umum dari kita adalah selalu tidak puas dengan apa yang sudah kita capai. Manusia cenderung tamak.

“Orang sering kali merasa gelisah pada apa yang semestinya tidak perlu digelisahkan,” jelasnya. Mungkin seseorang sudah cukup hanya dengan menggunakan telepon genggam seharga 300 ribu. Tapi, karena gengsi atau hanya sekedar ingin, lalu membeli yang harganya tiga juta rupiah.

Begitu tamaknya manusia, ada sebuah sindiran yang begitu tajam berbunyi ‘Biarpun seluruh dunia menjadi miliknya, manusia akan meminta yang lebih lagi. Bahkan seluruh jagat raya ini’.

Bersyukur Lebih Awet

“Satu-satunya obat untuk menjauhi sifat tamak adalah sikap untuk selalu bersyukur,” ungkap Dalai Lama kepada Howard. Langkah ini sangat efektif karena pada dasarnya hal-hal material tidak bisa dijadikan ukuran kebahagiaan seseorang. Tidak ada jaminan bahwa kekayaan saja dapat memberi Anda kebahagiaan atau kepuasaan yang Anda cari.

“Apalagi, perasaan puas kita sangat dipengaruhi oleh kecenderungan untuk melakukan pembandingan,” ujar Tenzin. Setiap kali, kita cenderung melihat dan merasa orang lain lebih beruntung dari diri kita. Padahal kita pun sebenarnya beruntung.

Ketika melihat tetangga mendapat hadiah jutaan rupiah, kita lalu berupaya supaya mendapat hadiah yang sama. Saat orang lain punya telepon genggam, kita berupaya mendapatkannya. Memang kepuasaan akan terasa. Namun hanya sebentar. Kalau tidak mendapat, kekecewaan dan frustasi yang didapat. Kita menganggap Tuhan tidak adil dan sebagainya.

“Maka, kalau kita hendak membandingkan diri dengan orang lain, bandingkanlah dengan mereka yang kurang beruntung dan merenungkan semua yang kita miliki,” jelas Alex.

Dalai Lama cerita kepada Howard tentang sejumlah penelitian. Dalam sebuah studi di Universitas of Wisconsin, Milwaukee, AS, sejumlah wanita diminta melihat gambar-gambar kondisi hidup yang sangat buruk di Milwaukee di sekitar abad ke-20.

Mereka juga diminta membayangkan dan menulis tragedy-tragedi pribadi seperti terbakar, cacat seumur hidup. Sesudah menyelesaikan latihan, para wanita ini diminta menilai mutu hidup mereka sendiri. Latihan ini menghasilkan suatu peningkatan rasa puas atas hidup mereka masing-masing.

Sebuah eksperimen lain di State University of New York, Buffalo, para subyek diminta menyelesaikan kalimat “Saya bersyukur karena saya bukan…” Sehabis lima kali mengulang latihan ini, para subyek menyatakan mengalami peningkatan nyata dalam rasa puas mereka terhadap hidup.

Kelompok subyek lain diminta menyelesaikan kalimat “Andaikata saya menjadi…” Kali ini eksperimen ini menyebabkan para subyek merasa kurang puas dengan hidup masing-masing.

Penelitian-penelitian ini menurut Dalai Lama dilakukan untuk menunjukkan bahwa tingkat kepuasaan seseorang terhadap hidupnya dapat ditingkatkan hanya dengan mengubah perspektif atau sudut pandang orang. “Dalam hal ini sikap mental kita menjadi penentu utama apakah kita mau bahagia atau tidak,” ujar sang biku.

Baik Alex maupun sang biku menyebut bahwa kebahagiaan ditentukan oleh pikiran seseorang sendiri ketimbang oleh peristiwa-peristiwa luar dan hal-hal material.

Saya bisa bahagia karena dalam diri saya punya persepsi keadaan sekarang ini sudah membahagiakan saya. Bukan saya bahagia bila sudah punya ini atau itu, kalau tidak punya saya tidak bahagia. Menurut Alex, semua hal yang kita miliki entah itu kekayaan, kesehatan, persahabatan, jabatan tidak akan memberi dampak yang membahagiakan yang berkepanjangan tanpa sikap mental yang benar. “Paling hanya memberi rasa senang sesaat,” ujar Pastor asal Promasan, Yogyakarta ini.

Sebagai contoh, jika Anda menyimpan kebencian atau kemarahan yang mendalam, pikiran tersebut akan merusak kesehatan Anda. Dengan demikian merusak salah satu prasyarat kebahagiaan. Begitu pula jika Anda tidak bahagia dan bawaannya hanya kesal saja, kesehatan tubuh tidak banyak artinya.

Sebaliknya, Jika Anda dapat mempertahankan pikiran yang tenang, damai, tenteram, Anda dapat menjadi orang yang sangat bahagia meskipun kesehatan Anda buruk.

Alex menegaskan, makin tinggi tingkat ketenangan pikiran kita, makin besar kedamaian yang kita rasakan, makin besar kemampuan kita menikmati hidup yang bahagia dan menyenangkan.

Dalai Lama menambahkan,” Selama Anda tidak pernah menjalani disiplin batin yang bisa mendatangkan kedamaian pikiran, tidak peduli kelimpahan materi atau kondisi yang Anda miliki, semua itu tidak akan pernah memberi Anda rasa sukacita dan bahagia yang Anda dambakan. Sebaliknya, bila Anda memiliki batin yang terpuaskan, pikiran yang tenteram dan kemantapan sampai batas tertentu, bahkan jika Anda memiliki bermacam kelengkapan lain yang biasanya menjadi prasyarat kebahagiaan, Anda masih mungkin menjalani hidup bahagia dan menyenangkan,”.

Ngapain Ngoyo?

Dalai Lama mengatakan bahwa apakah kita bahagia atau tidak tegantung persepsi kita atas hidup yang kita jalani. Kalau kita mau bersyukur dan puas atas apa yang kita kerjakan dan kita peroleh, dengan sendirinya sikap itu akan membahagiaan kita. Dengan kata lain, sebenarnya kebahagiaan dapat dicapai lewat latihan mental.

bahwa upaya untuk mencapai hal-hal yang kita inginkan itu sebagai sesuatu yang tidak baik. “Bahwa kita bekerja supaya bisa membeli rumah, pakaian dan kebutuhan lain itu adalah normal. Yang tidak normal adalah bila kita terobsesi dan begitu ambisius seolah hidup hanya untuk memenuhi seluruh keinginan itu,” ujar pemenang hadiah Nobel perdamaian tahun 1989 ini.

Alex menyebutkan, bahwa istilah Jawa sakmadyo (secukupnya) adalah kata tepat untuk itu. Bila kita sudah cukup terbantu dengan memiliki mobil kijang, kenapa lagi harus membeli Mercedes. Secukupnya ini akhirnya akan membawa kita pada sikap bersahaja. Kita berupaya karena memang hal itu perlu diupayakan. Sejauh mana perlu, itu harus ditelusuri dari motivasi kita.

Saya mau beli mobil Honda atau Mercedes. Secara fungsional Honda pun cukup, tapi ternyata gengsiku mengatakan aku perlu Merci. Nah, mana yang lebih penting buat Anda, fungsi atau gengsi Anda?

Selain memenuhinya dengan tidak ngoyo (jawa= ambisius) atas apa saja yang kita inginkan, Dalai Lama menyebut bahwa teknik untuk bisa berbahagia adalah dengan menghargai apa yang sudah kita miliki sekarang.

Alex menambahkan, sikap seperti ini bisa kita lihat dalam kebiasaan orang Jawa. Dalam suatu kecelakaan ada yang mengatakan “Untung, telinga saya saja yang lecet…” atau “Untung hanya kaki saya yang buntung, coba kalau ……”

Berpikir optimis semacam merupakan sikap bahwa kita bisa menghargai keadaan yang sudah kita terima. Penghargaan ini pada akhirnya memunculkan sikap syukur, terima kasih, bahwa kita masih beruntung.

Perlu Kebebasan Batin

Menurut Sr. Seraphine, untuk mendapat kebahagiaan, kita perlu mengatur waktu (time manajemen). Dari 24 jam hidup kita sehari, seberapakah waktu kita luangkan untuk diri sendiri, keluarga, profesi, dan kegiatan social?

Kita perlu mengatur agar semuanya mendapat bagian secara proporsional. Perhatian pada proporsi yang tepat dan seimbang menandakan bahwa kita sendiri sadar, hidup ini tidak hanya untuk mengejar satu hal, uang misalnya.

Kalau semua mendapat bagian, kita akan berbahagia. Dari sela-sela waktu itu, akan baik sekali bila kita selalu terhubung dengan Tuhan dengan doa dalam hati. “Mungkin di saat mengetik, kita ucapkan sebaris doa Tuhan, kasihanilah kami atau yang lain dan itu bisa kita lakukan selama 24 jam waktu kita” ujar biarawati Katolik ini.

Sikap seperti ini akan membantu kita menyadari betapa seluruh upaya yang kita kerjakan sepanjang hari bukanlah semata usaha kita sendiri, melainkan berkat bantuan Tuhan juga.

Mereka yang muslim pun bisa melakukannya dengan model zikir dalam hati menyebut salah satu asma Allah. la ilaha illa Allah (tiada Tuhan selain Allah) atau Allah Hu (Dialah Yang).

Dengan begitu, setiap kali kita mengalami peristiwa entah itu menyenangkan atau tidak, rasa syukur akan selalu muncul. “Batin kita pun akan merasa bebas karena tidak lekat terhadap hal tertentu,” jelas wanita usia 75 tahun ini.

Kelekatan terhadap barang duniawi seperti uang, jabatan, pujian, dan sebagainya sering membuat kita tidak tenteram. Hidup terasa melelahkan karena seluruh daya upaya diforsir untuk mencapai semua itu. Tanda lekat berlebihan terhadap hal-hal itu adalah bila tidak tercapai, kita akan kecewa, sedih, frustasi berkepanjangan.

“Kita perlu punya kebebasan atau kemerdekaan batin supaya ketika barang duniawi milik kita misalnya uang, persahabatan, kesehatan kita hilang, dengan ikhlas kita bisa menerimanya,” jelas Seraphine

Bagaimana Biar Bahagi

* Sadari bahwa kebahagiaan sejati tidak bisa didasarkan pada barang duniawi, melainkan dari dalam diri sendiri.
* Ucapkanlah selalu rasa syukur dan terima kasih pada Tuhan atas segala hal yang kita capai atau kita miliki sekecil apa pun.
* Hargailah semua yang kita miliki dengan memeliharanya, merawatnya, dan mencintainya.
* Bandingkan diri pada mereka yang kurang beruntung dan bukannya pada mereka yang lebih beruntung dari kita.
* Lakukan segala sesuatu secara proporsional. Bila mesti selesai bekerja jam enam, lakukanlah. Bila mesti berhenti makan setelah kenyang, berhentilah.
* Atur waktu Anda secara seimbang; usahakan waktu untuk diri sendiri, keluarga, pekerjaan, dan kegiatan lain mendapat bagian semuanya.

Sumber: http://www.kompas.com
Continue Reading

Cara Mudah Hitung kebutuhan Kalori

APABILA Anda tahu berapa banyak energi yang dibakar oleh tubuh Anda dalam sehari, Anda akan tahu berapa banyak kalori yang diperlukan untuk mempertahankan, menurunkan, atau menaikkan berat badan. Berikut ini sebuah rumus sederhana untuk mulai menyeimbangkan persamaan energi Anda.

Pertama, kalikan berat Anda dengan 11. Hasilnya disebut basal metabolic rate, yakni jumlah kalori minimum yang diperlukan untuk membuat sistem Anda tetap berjalan.

Berikutnya, tentukan tingkat aktivitas Anda lalu kalikan basal metabolic rate Anda dengan persentase yang sesuai di bawah ini. Hasilnya adalah kalori tambahan yang Anda perlukan untuk satu hari.

Tingkat aktivitas Persen
Banyak duduk 30-50
Ringan 55-65
Sedang 65-70
Berat 75-100

Kategori banyak duduk atau sedentary activity merujuk ke banyaknya waktu yang Anda gunakan untuk duduk di rumah menonton televisi, membaca majalah, atau mengobrol lewat telepon. Aktivitas ringan meliputi kesibukan mengurus rumah, memasak, dan berjalan-jalan keliling kampung atau kompleks sehabis makan malam.

Aktivitas sedang meliputi berenang santai atau berjalan cepat tetapi tidak sampai tersengal-sengal waktu diajak bicara. Aktivitas berat meliputi olahraga yang menggenjot jantung seperti berlari atau aerobik.

Tambahkan kedua angka ini, maka Anda mendapatkan total kalori yang Anda butuhkan untuk sehari. Jadi, jika Anda mempunyai berat 190 pound (sekitar 95 kilogram) dengan tingkat aktivitas sehari-hari di ujung bawah skala sedang, Anda akan memerlukan 3449 kalori.

190 x 11 = 2090
2090 x 0,65 = 1359
2090 +1359 = 3449

Namun begitu, angka ini hanyalah sebuah taksiran. Metabolisme Anda dapat diukur secara lebih teliti oleh spesialis fisiologi olahraga atau dokter spesialis penurunan berat badan dan metabolisme.

Sumber: http://www.kompas.com
Continue Reading