Tak kan Terganti

Malam ini, saat menulis tulisan ini dengan berteman lagu Tak kan Terganti-nya Marcell. Lagu yang dapat membuat kita terbuai saat mendengarkan. Dan parahnya, diplaylist malam ini tak ada lagu selain lagu yang dibawakan Marcell ini. (duh)

Ingatanku kembali kepada Rusnita. Ku'kembali' jatuh cinta kepadanya. Perasaan ini sempat aku paksa kubur setelah kuungkap. Ya, hanya kuungkap tanpa ada tindakan untuk mendekatinya lagi. Alasan yang membuatku mundur adalah karena dia telah berpunya, sehingga aku hanya berfikir mengungkap tanpa dapat memiliki bukan pilihan salah. Ya, tidak ada yang salah dalam hal ini.

Tapi sebuah penyesalan pasti selalu datang diakhir. Pilihan mundur saat itu adalah pilihan bodoh yang aku lakukan. Aku hanya mengatakan kejujuran akan rasa kemudian pergi dengan keyakinan itulah pilihan yang kupikir terbaik.

Aku pergi tanpa ada jawaban pasti dari Rusnita. Yang dia katakan saat itu adalah, 'nggak harus dijawab kan?' karena (yang dia tangkap) maksud hati saat itu hanyalah mengungkap.

Kini bayangan keinginan tuk merasai hati kembali muncul, jujur ada perasaaan galau saat ini. Aku merasa harus lebih berhati-hati menyikapi ini, aku takut perasaan yang muncul adalah kenikmatan kenangan bukan kembalinya perasaan. Dan aku merasa perlu untuk memantapkan diri.

Seorang teman berpendapat, jangan terlalu lama memantapkan diri sebelum kesempatan yang ada kembali sia-sia. Oia, status Rusnita saat ini adalah single, dan aku tak tahu apa yang membuatnya putus dengan kekasihnya.

Pelajaran yang dapat kuambil adalah, jawaban tidak atau tanpa jawaban dari seorang wanita atas pernyataan pria adalah jawaban 'iya' yang tertunda. Sebenarnya seorang wanita masih ingin melihat keteguhan hati dari seorang pria, sejauh mana ia akan menunujukkan kesungguhan pernyataan rasa.
Continue Reading