Berakhir tanpa kuakhiri
Dapat tugas dari bos untuk entry pajak (SPPT) sekitar pukul satu dinihari. Baru selesai menjelang Shubuh, akhirnya aku bisa istirahat. Bangun menjelang siang. Sore jam tiga ada ujian Pemrograman Jaringan menggunakan JAVA, hasil yang nggak maksimal buatku kecewa dan ingin marah.
Pulang dari kampus sekitar pukul tujuh malam. Kondisi kos sepi, temen sebelah kamarku rupanya sedang pergi. Biasanya selalu dia yang sendiri di kos karena aku jarang di kos. Walau sendirian temenku tetap merasa enjoy, beda dengan aku yang akan merasa tersiksa kalo sendiran di kos. Jika sendirian di kos biasanya aku tidur didepan tv dengan kondisi tv menyala. Aku nggk betah sepi, makanya aku hidupkan tv supaya suasana kos nggak terlalu sepi.
Tak tahu harus berbuat apa, akhirnya kunyalakan tv dan ternyata itu tak cukup membantu. Huh... capek rasanya. Kemudian ku ambil hape, mencoba hubungi Gee. Aku kangen ngobrol sama dia meskipun saat ini aku nggk tahu mau ngomongin apa. Tadi pagi dia sempat ol YM, karena ada tugas dari bos jadi nggk bisa chat dengannya. Ini yang buatku merindu.
Terdengar suara salam dari seberang, teduhkan jiwa. Obrolan pun mengalir apa adanya. Ada canda yang buat kita tertawa, senang rasanya bisa bercanda dengannya. Lelah yang ada seakan sirna. Ada cerita curhat kawan yang ingin aku coba share dengannya. Hingga sedikit curhat tentang aku.
Semua berawal dari sini, sempat diucapkan sesuatu atas curhatku. Karena kurang jelas hingga aku tanyakan apa maksudnya.
“Nggak apa-apa kalo kamu nggak mau jawab”, jawab Gee.
“Bagaimana aku jawab Gee, kalo pertanyaannya nggk jelas”, sedikit gurauku.
“Nggak apa-apa kok, lupain aja, cerita yang lain aja ya”, imbuhnya.
Aku sedikit memaksa ingin tahu apa yang dia maksud tadi
“Nggak penting kok”, balasnya.
Aku masih tetap nggak percaya.
“Kamu tu sukanya nanyain hal-hal yang nggak penting deh”
“Kalo nggk pnting kenapa harus terucap, kan lebih baek tadi nggak usah diomongin”
“Udah ya, aku ngantuk nih” bilang Gee.
Aku merasa ini alasan dia untuk menghindar dari pertanyaanku, atau memang benar-benar letih karena pertanyaan yang nggak ada habisnya.
“ya sudah kalo ngantuk....”, kalimatku menggantung diakhir pembicaraan.
Hape belum aku matikan, aku biarkan disebelahku. Kalopun sampai pulsa habis atau battre mati tak aku hiraukan tak terpikirkan. Aku tak ingin mengakhiri obrolan ini, biarlah berakhir dengan sendirinya atau Gee yang mengakhiri.
Pulang dari kampus sekitar pukul tujuh malam. Kondisi kos sepi, temen sebelah kamarku rupanya sedang pergi. Biasanya selalu dia yang sendiri di kos karena aku jarang di kos. Walau sendirian temenku tetap merasa enjoy, beda dengan aku yang akan merasa tersiksa kalo sendiran di kos. Jika sendirian di kos biasanya aku tidur didepan tv dengan kondisi tv menyala. Aku nggk betah sepi, makanya aku hidupkan tv supaya suasana kos nggak terlalu sepi.
Tak tahu harus berbuat apa, akhirnya kunyalakan tv dan ternyata itu tak cukup membantu. Huh... capek rasanya. Kemudian ku ambil hape, mencoba hubungi Gee. Aku kangen ngobrol sama dia meskipun saat ini aku nggk tahu mau ngomongin apa. Tadi pagi dia sempat ol YM, karena ada tugas dari bos jadi nggk bisa chat dengannya. Ini yang buatku merindu.
Terdengar suara salam dari seberang, teduhkan jiwa. Obrolan pun mengalir apa adanya. Ada canda yang buat kita tertawa, senang rasanya bisa bercanda dengannya. Lelah yang ada seakan sirna. Ada cerita curhat kawan yang ingin aku coba share dengannya. Hingga sedikit curhat tentang aku.
Semua berawal dari sini, sempat diucapkan sesuatu atas curhatku. Karena kurang jelas hingga aku tanyakan apa maksudnya.
“Nggak apa-apa kalo kamu nggak mau jawab”, jawab Gee.
“Bagaimana aku jawab Gee, kalo pertanyaannya nggk jelas”, sedikit gurauku.
“Nggak apa-apa kok, lupain aja, cerita yang lain aja ya”, imbuhnya.
Aku sedikit memaksa ingin tahu apa yang dia maksud tadi
“Nggak penting kok”, balasnya.
Aku masih tetap nggak percaya.
“Kamu tu sukanya nanyain hal-hal yang nggak penting deh”
“Kalo nggk pnting kenapa harus terucap, kan lebih baek tadi nggak usah diomongin”
“Udah ya, aku ngantuk nih” bilang Gee.
Aku merasa ini alasan dia untuk menghindar dari pertanyaanku, atau memang benar-benar letih karena pertanyaan yang nggak ada habisnya.
“ya sudah kalo ngantuk....”, kalimatku menggantung diakhir pembicaraan.
Hape belum aku matikan, aku biarkan disebelahku. Kalopun sampai pulsa habis atau battre mati tak aku hiraukan tak terpikirkan. Aku tak ingin mengakhiri obrolan ini, biarlah berakhir dengan sendirinya atau Gee yang mengakhiri.