Kemuning, dimana dirimu?

Kemarin pagi, saat bangun tidur ada satu panggilan tak terjawab dari nomer Ibu(nya) Kemuning, terkadang Kemuning sms saya menggunakan nomer ibunya. Saya penasaran tumben dia telpon. Ada apa gerangan? Pikir saya. Saya pun sudah lama tak menelponnya. Akhirnya saya hubungi nomer Ibunya Kemuning, karena nggk jelas maka saya akhiri panggilan. Kemudian saya sms dengan menanyakan apa ini Kemuning?

Satu jam kemudian baru ada balasan, ternyata yang menulis sms ibunya. Beliau menanyakan keberadaan kemuning karena sudah empat hari dia belum pulang, mungkin saja saya tahu.
Mendengar berita ini, saya kaget bukan main. Kemuning adalah teman saya didunia maya, awal kenal dengannya yakni di k.com berlanjut lewat chat YM dan akhirnya lewat telpon dan sms. Saya belum pernah ketemu langsung dengan kemuning, pertengahan bulan puasa lalu saya ke Jakarta niatnya sekalian mampir ketemu, karena ada suatu hal akhirnya saya gagal bertemu. Tulisannya sangat bagus juga menginspirasi, hal ini yang membuat saya kagum terhadap kemuning.

Ibunya mengatakan malam minggu kemarin sehabis magrib dia pamit pergi ke Kalimalang untuk baca puisi, setelah itu belum pulang dan hapenya nggk aktif.

Saya sempat sesenggukan mendengar kabar ini. Non, kamu dimana? Aku kangen kita biasa lewati malam dengan obrolan santai dan berakhir dengan kegilaan saat sadar matahari telah terbit, meski tak lagi kulakukan seperti dulu. Semoga kamu baek-baek saja. Cepet pulang ya, keluarga dan temen-temenmu menunggu.

Sin cera,

dudulsmu
Continue Reading

Mencoba Bicara Titik dan Koma

Sebuah titik momentum diri dari tiap seseorang atau individu pasti ada, kapan tepatnya titik itu menghampiri berbeda antara satu dengan yang lain. Terkadang mungkin apa yang kita anggap sebuah titik perubahan sebenarnya bukan sebuah titik, melainkan 'koma' dimana hanya 'sejenak' layaknya sebuah fungsi tanda baca koma (,).

Koma dan titik berbeda, titik momentum pun berbeda dengan koma yang mungkin sering kita jumpai. Saya pribadi belum pernah menjumpai titik itu, merasa yang telah datang hanya sebuah koma. Koma ini datang saat kita dihadapkan pada sebuah masalah yang menurut kita pelik yang menurut takaran seseorang itu berbeda cara menilai takarannya. Dalam kondisi ini seseorang akan merasa tak kuasa tidak memiliki apa-apa yang mampu menyemangatinya, dia butuh tangan dari sekitarnya. Cara yang dilakukan beragam, mencari pelarian dengan curhat kepada kawan atau seseorang yang diangganya mampu membantu dirinya, bagi mereka yang meyakini sebuah ajaran mendekatkan diri kepada Tuhan-Nya bisa menjadi pilihan. Cara ini lebih baik jika dibandingkan dengan pelarian kepada hal yang kurang tepat untuk menyelesaikan.

Layaknya tanda baca koma, koma ini hadir lebih banyak dibanding titik. Tapi keduanya memiliki kesamaan yakni kesempatan kita untuk bernafas mencari udara yang hilang.

Continue Reading

Matamu (Malam Tatap Muka)

Acara Matamu (Malam Tatap Muka) dilaksanakan akhir bulan lalu, Sabtu 31 Oktober yang bertempat halaman parkir kampus Unisbank. Acara ini bertujuan pengakraban staff inti Internet Club (IC) dengan anggota staff baru. Diharapkan dengan diadakan acara ini para staff baru dapat mengakrabkan diri dan cepat mengenal keluarga besar IC.

Acara dimulai pukul empat sore, dihadiri oleh staff baru, inti, senior serta alumni IC. Pada kesempatan ini selain memperkenalkan diri masing-masing juga ada hiburan musik dari inti maupun staff baru yang disambung dengan acara nonton bareng. Film yang ditonton adalah Punk in Love, semua begitu antusias dengan adanya acara ini. Diharapkan acara semacam ini bila memungkinkan bisa menjadi agenda rutin.

Salut untuk para staff baru karena hampir semuanya hadir, hanya beberapa yang tidak hadir karena beberapa sebab dan mereka mengkonfirmasikan ketidak hadirannya ini. Jaga semangat dan kekompakan kalian ya.
Continue Reading

Elnovo, Manismu Hilang

Beberapa waktu lalu saya dikejutkan dengan sebuah penemuan dot pixel pada elnovo saya. (penemuan? bahasa khas ilmuwan, hwahaha.. ya sudah saya ganti). Ada yang tau dot pixel? Dot pixel adalah adanya cacat berupa titik (dot) pada layar LCD. Awal ceritanya begini, sabtu kemarin saya ke kampus menjelang siang untuk bantu panitia acara Matamu. Sebelum bantu teman-teman yang lain, saya nyalaiin laptop untuk browsing sebentar, belum ada kejanggalan apa-apa saat ini. Karena saya berencana membuka lembar kerja (InDesign) yang ada pada OS lainnya, saya restartlah laptop. Setelah login dan membuka lembar kerja yang dimaksud, keanehan terjadi. Nampak bayangan hitam sebesar tai lalat, lembar kerja yang berwarna putih memperjelas bayangan hitam ini. Awalnya saya kira ini karena LCD kotor, saya usap titik tersebut pada layar LCD ternyata tetap nggk hilang.

Doh, LCD saya kena' dot pixel, malah mungkin nggk cuma dot pixel, ini segede tai lalat. Perasaan kecewa pasti ada, elnovo yang baru berusia dua pekan harus meratapi nasib. Gara-gara tau kalo ada 'tai lalat' saya jadi ilfeel, laptop langsung saya matikan.

Beberapa hari setelah penemuan itu, saya berencana mengadukan ini ke toko tempat saya membeli, kali aja ini termasuk garansi. Sebelum berangkat saya buka laptop untuk meng-copy file, saya mendapati 'tai lalat'nya hilang, seakan nggk percaya maka saya ubah background menjadi putih polos, mungkin aja 'tai lalat' itu ngumpet.

Setelah mondar-mandir mencari 'tai lalat' dan nggak ketemu juga, saya menyerah. Tai lalat itu sudah nggk ada. Kini elnovoku sudah nggk punya 'tai lalat' lagi.

Meski nggak manis lagi gara-gara 'tai lalat' yang hilang, saya tetap cinta. Elnovo, manismu hilang. Aku tetap sayang.
Continue Reading

Bukan Pujangga

Judul postingan diatas bukanlah judul lagu yang dipopulerkan group band Base Jam, tapi ya judul postingan namanya juga ngeblog. Gimana sih :D

Ini ada kisah yang menurut saya unik dan tentunya menggelitik. Tepatnya dua hari yang lalu (3/11) saat Dept. Internal IC mau mengadakan rapat pada sore hari, saya didatangi salah satu staff. Kamipun terlibat perbincangan.

Dia: mas, kenalan (sambil menjulurkan tangan ke arah saya dan menyebutkan nana)
Saya: Afiq (saya pun menjabat tangannya)
Dia: Yang pujangga itu ya?
Saya: Duh, kok manggilnya pujangga (dalam hati), nggak kok cuma mahasiswa aja.
Dia: Mas Afiq tu pujangga, kalo saya penyair.
Saya: Duh, pede banget nih anak, aku aja nggak nyaman dipanggil pujangga (ini masih dalam hati)

Diatas adalah perbincangan dua orang pujangga dan penyair yang tersesat di sore hari. Sial, kok ada yang manggil pujangga. Memang benar semua orang mengharapkan sebuah pujian tak terkecuali, meskipun bentuk pujian itu adalah dengan tidak mengeluarkan kata pujian.

Saya sendiri nggak tau mengapa teman-teman saya terutama di IC memanggil saya pujangga. Duh, berat rasanya menyandang gelar itu. Emang apa sih pengertian pujangga itu? Ada yang tau?
Continue Reading

Darwinisme, Atheis?

Berikut adalah tulisan oleh salah seorang sahabat saya, karena saya anggap menarik maka saya berniat memposting tulisannya dan tentunya telah mendapatkan izin dari yang bersangkutan. Tidak ada unsur SARA, hanya ingin share. Trims

Nothing wrong about Darwin
He's just a humble pastor that tried to explain what he had seen in this sophisticated nature.

Kita seringkali mendengar pertentangan mengenai Charles Darwin, yang disebut-sebut sebagai bapak Evolusi.
Dia dituduh sebagai biang keladi atheis yang menentang kepercayaan akan kekuasaan Tuhan.
Sampai-sampai jargon "Darwinisme" disetarakan dengan kekafiran.

Bagaimana mungkin? Dia itu seorang pendeta yang taat. Dia melakukan perjalanan, lalu karena kagumnya atas ciptaan Tuhan itu, dia catat pengamatannya. Karena seorang yang teliti, dia menemukan sebuah keindahan dalam ciptaan Tuhan yang dia amati.
Maka ditulislah sebuah buku yang merupakan hasil analisisnya mengenai pola penciptaan makhluk hidup.

Bahkan bukunya pun baru ramai diminati dan diperbincangkan jauh sesudah kematiannya.

Kata "KUN FAYAKUN" tidak dapat ditafsirkan bahwa ALLAH menciptakan sesuatu secara sekonyong-konyong koder. Meskipun itu tidak mustahil bagi-Nya Yang Maha Kuasa.
Allah itu Indah dan mencintai keindahan, maka penciptaan segala sesuatu itu melalui proses yang Indah. Selayaknya kupu-kupu yang indah itu berasal dari ulat yang rakus menggerogoti dedaunan.
Mengapa kita tidak tersinggung melihat kupu-kupu yang begitu indahnya ternyata berasal dari ulat yang kadang kitapun jijik memegangnya?
Mengapa tersinggung kalau dikatakan bahwa manusia punya nenek moyang monyet?
Monyet kan juga ciptaan Tuhan yang jelas tidak ada manusia yang bisa bikin itu monyet.
Padahal Darwin sendiri sama sekali tidak berniat menyatakan bahwa manusia itu keturunan monyet.
Dia hanya tenggelam dalam indahnya ciptaan Tuhan, yang berproses secara anggun dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain.

Ketika pemahaman kita picik dan dipenuhi prasangka
Ketika mata hati tertutup dan dada terbusung

Kesombongan berada dipihak yang menolak bahwa manusia itu JAUH berbeda dengan monyet.
Kera-kera itu hidup apa adanya, tak pernah berusaha ataupun sanggup merusak lingkungan, merusak ciptaan ALLAH yang agung
Hidup sederhana penuh pengabdian terhadap ekosistem sebagai anggota komunitas hutan yang taat menjalankan tugasnya di niche - nya di atas pohon sana.
Padahal manusia jauh lebih hina, karena diciptakan dari tanah yang hitam.
Yang dengan hawa nafsunya telah berhasil menciptakan kerusakan yang nyata dan penghinaan besar terhadap Mahakarya ALLAH yang bernama Bumi. Dengan bangga pula.

Kasihan Darwin yang hasil ketekunannya dijadikan pembenaran oleh kaum yang buta melihat kebesaran kuasa Tuhan.
Yang merasa hebat dan merasa berkuasa atas kehidupan setelah sanggup mengkloning domba cacat.
Proses evolusi yang begitu indahnya malah diartikan ketiadaan peran Tuhan. Benar-benar menghina!

Kata Einstein : Ilmu tanpa agama itu buta, dan agama tanpa ilmu itu pincang
Selama pemahaman kita mengenai agama adalah sebuah kebenaran hakiki, dan bukan sekedar pembenaran atas kesalahan yang kita lakukan, maka selamanya ilmu pengetahuan itu ekuivalen dengan agama
Sebab keduanya bersumber pada Yang Satu: ALLAH!

Ketika ilmu digunakan sebagai pembenaran atas kemalasan. Selama kebenaran hakiki ditutup-tutupi. Selama kenyataan yang sebenarnya tidak terlihat, dan kita dininabobokan oleh imej palsu.....

Firman Allah:
"Mereka memiliki mata tetapi tidak melihat, mereka memiliki telinga tetapi tidak mendengar dan mereka memiliki hati namun tidak memahami, mereka itu bagaikan binatang ternak, bahkan jauh lebih buruk"

Mengapa kita harus merasa lebih unggul dari monyet, bahkan Sang Pemiliki Kebenaran Hakiki yang telah menciptakan kita pun mendeklarasikan bahwa manusia itu lebih rendah dari binatang ternak, pada kondisi tertentu.

Bagaimana membuktikan bahwa kita lebih unggul dari monyet?
Kita mesti gunakan mata, telinga dan hati kita sebaik-baiknya
Buktikan bahwa akal kita itu memang benar berguna
Kalau monyet bisa menjalankan tugasnya di niche-nya pemutar rantai makanan tingkat akhir yang mengolah buah dan serangga,
kita harus bisa buktikan kemanusiaan kita pada tugas di niche sebagai khalifah
Tugas berat yang tak sanggup ditanggung gunung-gunung, lautan, pepohonan dan bahkan malaikat sekalipun
Tugas untuk memakmurkan dan mensejahterakan seisi bumi, seluruh ekosistem yang ada di dalam
Bukan hanya memakmurkan manusianya saja tapi alamnya dirusak!
Apalagi cuma untuk kemakmuran cacing-cacing perut buncit sendiri!

Masih bisa mengaku lebih baik dari monyet?

Bahkan kucing pun tau kalo akar meniran punya khasiat tinggi untuk menyehatkan tubuh dan memperkuat stamina
Padahal ndak pernah sekolah farmasi!

Continue Reading

Kumpulan Status tak Berstatus

NOT RECOMMENDED | NOT FOR READ

Berikuat adalah beberapa status yang pernah saya jadikan status di Plurk, Facebook dan Twitter. Tak ada yang istimewa, penting nggak penting, aneh mungkin malah menyebalkan.

Segala yang kuungkap tak menjadikan apa-apa hanya sisakan sabda tak berdaya, ingin katakan percuma namun hati ini tak rela.

Ternyata diam semakin buatku terluka, ingin mencoba menyapa tapi tak kuasa. Mungkin kau merasai ini, maafkan aku..

entah itu pertanyaan, perkataan, pembelaan, perbuatan atau apapun darinya, tentangnya, untuknya membuatku bingung, lelah, ah tak berkesudah.

aku perlu jawabmu bukan diammu,...

merasai yang tak berasa ternyata sia-sia. tak ada rasa pun percuma, akhirnya lelah ah ingin menyudah dipapah.

Kini memaknai ini, kembali bermimpi.....

Ingin 'ciptakan malam' sungguh sulit. Imagiku tak mampu menjamah. Mungkinkah ini pertanda malam tlah pergi menjauh?

ramai tapi kosong, mendung meski terik.

ku meragu, (mungkin) cantikmu bukan untukku.

cek pulsa. sisa pulsa Rp. 4444 jarang-jarang kayak gini

sepi yang menyapa, sunyi yang dirasa, kini yang kurasa.

imagi menyusun bayang menyulam kenangan

jejak langkah yang tak terbaca, kata tak bermakna yang terbaca.
Continue Reading