Imagi Kotamu


Berkelok jalan ini. Berkelok kulalui.
Tampak mentari. Kotamu kulalui.

Langit ditimur menampakkan merahnya, matahari mulai menampakkan diri. Jelas kulihat orange warnanya, seperti baru sekali kulihat matahari berwarna ini. Dan baru sekali ini kukatakan matahari berwarna orange, entah mengapa bukan kemerahan atau lainnya.

Samar namun jelas kulihat biru menjulang. Bayanganku kembali ke tiga tahun silam. Mataku berkaca. Ku pernah berjanji datang ke kota ini untuk menemui seseorang, dia pernah bercerita akan alam yang dimiliki kota ini. Imagiku saat itu, aku dan dia dapat menikmati indahnya biru menjulang, hamparan hijau kebun atau sawah didekatnya ada sungai yang airnya mengalir diantara bebatuan. Berdua duduk dibatu besar sambil membiarkan kaki memainkan air, bercanda, bercerita, obrolan yang mengalir seperti air.

Kini kutersadar, itu hanya imagiku yang lalu. Sepertinya tak mungkin tuk wujudkan itu.

Kotamu tlah kulalui
Ciptakan sepenggal mimpi

Sesaat kupejamkan mata, nampak jelas wajah dan senyummu. Ingin kubicara pada bayang, (namun) Air mata ini yang bicara.

Sumedang, 18.09'09
Continue Reading

eL_afiq on Vacation

"Akhirnya ke luar kota juga"
Itulah kalimat yang keluar dari benak ini, sebuah ungkapan yang mungkin terdengar biasa bagi sebagian orang tapi bagi saya terasa luar biasa.

Sejak awal bulan kemarin sudah disibukkan oleh kegiatan organisasi kampus. Yakni festival band antar sekolah menengah atas sekota Semarang, kemudian MT (Manager Training) yang diadakan selama tiga hari dua malam di Bandungan. Disusul dengan acara Seminar Entrepreunership yang hanya berjarak empat hari dari acara sebelumnya. Seakan tak ada waktu untuk rehat.

Libur semester dan puasa Ramadhan kali ini sangat panjang sekali, tak seperti tahun sebelumnya awal perkuliahan sudah dimulai sebelum bulan Ramadhan. Untuk kali ini habis lebaran (sekitar 28 september) baru masuk kuliah, sehingga saya masih ada waktu satu bulan menikmati libur. Kemarin sempat mudik ke Welahan (Jepara) namun hanya sebentar, mungkin karena jarang di rumah yang membuat saya tak betah berlama-lama di rumah. Biasanya saya mudik pada sore hari, besok siang atau sorenya kembali lagi ke Semarang.

29.08'09
Saya putuskan ke Jogja untuk mengawali liburan saya kali ini, kebetulan ada saudara saya di Jogja (Kak Fery). Sekitar pukul delapan pagi saya diantar Hana ke agen bus 'Nusantara' Sukun (dekat ADA Swalayan Banyumanik). Sempat mengisi pulsa dikios sebelah agen 'Nusantara', sangat mengecewakan . Pelayanan yang kurang cekatan dan terkesan lambat, dibutuhkan sekitar 15menit untuk proses pengisian (belum termasuk waktu yang dibutuhkan pulsa terisi). Pulsa terisi double , dan harga yang menurut saya terlalu mahal.

Sekitar pukul 09.30 bus yang dinanti datang, para penumpang bergegas naik. Saya memilih naik paling belakangan. Santai saja pasti kebagian tempat. Saya berusaha mencari (sisi) tempat yang masih kosong, ternyata sisi bagian kiri dan kanan sudah terisi satu atau dua penumpang. Saya mendapati tempat yang masih kosong yakni deretaan bangku paling belakang, saya duduk di sisi jendela sebelah kiri. Tempat yang saya pikir cukup nyaman dan kebetulan bangku paling belakang adalah tempat favorit saya jika menumpang bus.

Dari belakang saya dapat melihat para penumpang, bahkan sopir bus yang berpenampilan necis dengan jaket kulit berwarna hitam yang menutupi badannya ditambah kacamata hitam yang dikenakannya. Malah menurut saya si sopir mirip teroris yang sedang menyamar.. hihihi...

Beberapa menit kemudian bus mulai bergerak meninggalkan Semarang. Sinar matahari yang masuk melaui jendela beradu dengan udara AC, badan terasa hangat. Terlebih dengan menyandarkan kepala pada jendela sambil melihat pemandangan diluar sungguh terasa nyaman.

Bus melaju dengan mantap membelah jalan, namun kegagahannya terhenti oleh polisi berkendara yang berusaha menghentikan laju bus. Rupanya bus membuat kesalahan dengan mengambil jalan sebelah kanan pada jalur cepat. Bus pun menepi, terlihat supir hendak berdiri dari kursinya namun si kondektor yang akhirnya turun dari bus dan menemui 'yang punya jalan'. dari balik jendela saya dapat melihat kondektor seperti sedang memperlihatkan isi dari tas yang dibawanya, entah apa yang mereka bicarakan yang jelas jika berurusan dengan 'yang punya jalan' tak lepas dari kertas bernominal alias uang. 'Transaksi' selesai, bus kembali melanjutkan perjalanan. Polisi tadi menyalip bus, saya dapat melihat ada senyum kemenangan dibalik wajahnya yang tenang.

Daun pepohonan dipinggir jalan pun bergoyang saat bus melintas, ntah karena angin atau debur angin dari bus. Tak perlu diperdebatkan, biarkan daun-daun itu menikmati tariannya. Saya selalu senang bila menikmati pemandangan dari balik jendela bus, saat menempuh perjalanan lewati batas kota.

Saya ambil N-Gage dari saku celana saya (bukan celana orang lain). Update status facebook, ingin kabarkan bahwa saya sedang keluar kota. Baru mau balas koment yang masuk mendadak Si HP pingsan alias batre habis.

12.03 bus masuk terminal Jombor, persis dua setengah perjalanan yang saya tempuh. Banyak penumpang malah sebagian besar yang turun di Jombor. Saya mencari wartel mau nelpon kak Fery buat jemput saya, sebelumnya sudah saya kabarkan. Tapi tak ada jawaban. Kemana nih Kak Fery, pikirku. Kuhidupkan HP mungkin masih ada sisa kehidupan, ternyata masih bisa hidup. Saya ambil buku saku dari dalam tas kecil yang selalu saya bawa ketika bepergian, ada no Kak Fery disana. Saya biasa mencatatkan no telpon orang yang hendak saya temui diluar kota, ini mengantisipasi HP yang terkadang tak bersahabat. *Banting N-Gage*

Pesan singkat sudah saya kirim, belum sempat saya pastikan apakah terkerim atau belum HP kembali mati. Duh, bagaimana ini. Saya sempat menunggu dulu siapa tahu SMS tadi terkirim sebelum akhirnya coba hubungi Kak Fery lagi lewat Wartel. Tak berapa lama kemudian Kak Fery datang.

elafiq meet Afiq
Who Afiq? Kembaran elafiq? Fans elafiq? Bukan, dia temen kecil sewaktu es-de. Afiq kuliah di UNY, mumpung lagi di Jogja saya sempetin maen ke kosnya.

-- to be continue --

Continue Reading